Ketua DPR RI, Agung Laksono, mengingatkan Pemerintah agar mencermati secara serius peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang terus melaju pesat lantaran bisa menghambat pembangunan.
"Kalau permasalahan kependudukan ini tidak cepat ditangani dan kita pun tidak siap dalam berbagai hal, maka hal ini akan menjadi `bom waktu` yang dapat menghambat pembangunan nasional," kata Agung Laksono di Jakarta, Senin.
Saat ini, menurut dia, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 220 juta jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,175 persen per tahun, lanjutnya, penduduk Indonesia diperkirakan bisa mencapai angka 247,5 juta jiwa di tahun 2015 dan 273 juta jiwa pada 2025.
"Ini tentu suatu angka yang besar dan karenanya sekali lagi saya perlu ingatkan untuk mendapat perhatian secara cermat," katanya, ketika menyampaikan sambutan pada acara pengucapan sumpah Anggota DPR RI Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD) unsur Partai Bulan Bintang (PBB), Hamdan Ainie, yang menggantikan Darus Agap.
Dalam acara yang turut disaksikan Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar, dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza, Agung juga mengungkapkan, dilihat pada pertumbuhan deret ukur, penduduk Indonesia akan menghadapi banyak masalah besar.
"Yakni, menyangkut tantangan bagi penyediaan berbagai kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan termasuk di dalamnya pendidikan dan kesehatan yang baik dan penyediaan lapangan pekerjaan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengemukakan, sejalan dengan dinamika kependudukan tersebut, maka program Keluarga Berencana (KB) harus diterapkan kembali secara ketat sebagaimana yang pernah terjadi pada dua hingga tiga dekade lalu.
Ketika itu, menurut Agung, program KB menjadi salah satu tonggak kebijakan pembangunan di bidang kependudukan.
"Kalau permasalahan kependudukan ini tidak cepat ditangani dan kita pun tidak siap dalam berbagai hal, maka hal ini akan menjadi `bom waktu` yang dapat menghambat pembangunan nasional," katanya menambahkan.